Jakarta, IDN Times
– Seorang petinggi dari OpenAI menyatakan bahwa kantornya berminat membeli Chrome apabila Google dipaksa menjualnya. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Nick Turley ketika memberikan kesaksian kepada pemerintahan AS dalam persidangan kasus monopolinya yang menjerat Google. Pihak pemerintah bertujuan untuk meruntuhkan kekuasaanGoogle di ranah mesin pencari online.
Pengadilan tahun lalu menetapkan bahwa Google memiliki dominasi dalam bidang penelusuran daring, dan pekan lalu juga mendakwa perusahaan ini melakukan praktek monopol di sektor teknologi iklan digital. Saat ini, Google telah merencakan untuk mengajukan kasasi terhadap keputusan-keputusan itu.
“Kami tidak memiliki kemitraan dengan Google saat ini,” kata Turley, dikutip dari
The Guardian
, Jumat (25/4/2025). Ia juga menyebut OpenAI sempat menawarkan kerja sama integrasi pencarian Google ke ChatGPT, namun tawaran itu ditolak.
1. Pihak berwenang di Amerika Serikat mencari cara hukum untuk mengurangi pengaruh dominan Google
Pembicaraan dalam sidang kali ini berpusat pada langkah-langkah nyata untuk mengekang dominasi Google terhadap penelusuran online. Pertumbuhan pesat dari aplikasi AI generatif seperti ChatGPT telah menjadikan hal ini lebih relevan daripada sebelumnya. Sekarang model-model AI yang baru dapat merujuk ke internet guna meningkatkan akurasinya serta mengurangi diseminasi data salah atau keliru.
Google berpendapat bahwa tindakan hukum tersebut dapat membahayakan kepentingan konsumen, perekonomian, serta perkembangan inovasi teknologi di Amerika Serikat. Hal ini dikemukakan oleh kepala unit regulasi Google, Lee-Anne Mulholland, dalam posting blog resmi milik perusahaan. Selain itu, Google mengklaim bahwa browser Chrome bukanlah produk yang dipasarkan dan dengan demikian mereka telah memohon agar gugatan dicabut.
Kira-kira 64% dari pengguna internet menggunakan Chrome, sesuai dengan data yang ada.
Similarweb
Peramban web yang menduduki posisi kedua dalam popularitas adalah Safari dari Apple, dipakai sekitar 21% pengguna. Sementara itu, Chrome dirilis perdana oleh Google pada tahun 2008.
2. OpenAI berencana mengubah metode penjelajahan pengguna dengan teknologi AI.
Apabila OpenAI sukses mengakuisisi Chrome, perubahan signifikan diyakinai bakal terjadi pada aktivitas browsing di internet. Sumber pendapatan OpenAI datang dari investasi besar-besaran, royalti atas paten teknologinya, serta biaya langganan untuk ChatGPT; tidak melulu bergantung pada pemasukan iklan sebagaimana yang dilakukan oleh Google. Menyatukan fitur ChatGPT ke dalam aplikasi browser dipandang sebagai taktik penting bagi mereka.
Keith Kakadia dari Sociallyin menyebutkan bahwa browser yang didasarkan pada kecerdasan buatan akan bertindak sebagai alat pendukung, penafsir, serta pencipta isi secara bersamaan.
“Bayangkan sebuah peramban yang tidak hanya menampilkan halaman, tetapi juga membantu, menebak kebutuhan, serta menciptakan isi dengan pengguna secara real-time,” demikian katanya seperti dilansir dari sumber tersebut.
CNET
, Jumat (25/4/2025). Dia menyebutkan bahwa browser seperti itu akan meredupkan garis pembatasan di antara mesin pencari, asisten pribadi, dan perangkat kreatif.
Kakadia mengingatkan bahwa para pengguna berharap untuk mendapatkan bantuan tanpa merasa dikendalikan atau dipantau.
“Bila OpenAI sukses, maka yang terbentuk tidak sekadar sebuah browser. Ini bakal menjadi pintu masuk AI untuk keseluruhan internet,” katanya. Dia menekankan pula betapa krusialnya aspek transparansi serta perlindungan privasi pada tahap pembangunan teknologi tersebut.
3. Perolehan Chrome diperkirakan dapat mendorong perubahan signifikan dalam industri peramban web.
Pembelian Chrome oleh OpenAI diyakin dapat menggoncangkan kekuatan pasarnya yang sebelumnya dikuasai oleh Google. Menurut Daniel Trick dari firma SEO Fatjoe, Google akan berupaya kuat untuk mencegah transaksi ini. Dia menambahkan bahwa hal itu tak bakal terwujud dalam jangka pendek akibat kemungkinan adanya protes dari sisi Google.
Tip untuk memahami langkah ini sesuai dengan usaha OpenAI yang mendorong pengguna beralih dari menggunakan browser menjadi ChatGPT sebagai sarana penelusuran informasi.
“ChatGPT menjadi lebih user-friendly berkat tampilan lengkap dengan emoji serta penyajian informasi yang sederhana,” ujarnya. Integrasi Chrome bersama ChatGPT diharapkan dapat mengurangi kekuatan dominasi Gemini dari Google.
Apabila akuisisi tersebut sukses, kombinasi antara Chrome dengan ChatGPT diprediksi dapat menjadi yang paling kuat di pasar.
“Kombinasi tersebut akan memadukan daya saing dari large language model dengan kemudahan penggunaan antarmuka Chrome,” ujar Trick. Menurutnya, hasil akhirnya dapat menjadi browser serta LLM terkuat yang pernah ada di planet ini.