×

Dari Zona Nyaman ke Jalur Rezeki: MBG Aktifkan Perekonomian Masyarakat

Dari Zona Nyaman ke Jalur Rezeki: MBG Aktifkan Perekonomian Masyarakat

Dari Zona Nyaman ke Jalur Rezeki: MBG Aktifkan Perekonomian Masyarakat



– Ketua Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dadan Hindayana, menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan program
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Bukan sekadar masalah penyebaran makanan, melainkan tentang cara mengelola tiga elemen penting yaitu anggaran, tenaga kerja (SDM), dan fasilitas dengan efektif serta secara berkesinambungan. Ini adalah poin yang dijelaskan oleh Prof. Dadan dalam acara BGN Talks dan dirangkum pada hari Senin, 2 Juni 2025.

“Jika berbicara tentang anggaran, Bapak Presiden selalu mengamankan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, tak ada lagi diskusi seputar dana. Namun, tantangan yang sebenarnya terletak pada sumber daya manusia dan infrastuktur,” jelas Prof. Dadan.

Dia menyatakan bahwa kesuksesan dari program MBG sangat tergantung pada fungsi yang dimainkan.
Messenger
, istilah untuk Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG). Mereka merupakan alumni perguruan tinggi yang dipilih dan diberikan pelatihan spesifik oleh BGN berdurasi 3 sampai 4 bulan. Materi latihan meliputi disiplin diri, pembelajaran patriotisme, keselamatan pangan, pengolahan bahan mentah, teknik penyediaan makanan, serta manajemen keuangan.

“Tenaga kerja merupakan faktor penting. Saat ini kita telah menuntaskan pelatihan bagi 2.000 individu dan sedang memfasilitasi latihan bagi 30.000 yang lain. Mereka baru akan kompeten pada akhir bulan Juli,” terangnya.

Salah satu masalah penting berikutnya berkaitan dengan infrastuktur. Mengingat besarnya area Indonesia sebagai negara kepulaun, mencapai wilayah-wilayah perbatasan, terpencil, dan tertinggal merupakan suatu tugas yang sulit. Berdasarkan penjelasan Prof. Dadan, jumlah orang yang mendapat manfaat dari pembangunan di tempat-tempat seperti itu sangat sedikit, membuat investasi oleh sektor swasta kurang menguntungkan secara finansial.

“Bagi daerah-daerah tersebut, BGN akan turun tangan secara langsung dengan memakai dananya dari APBN. Namun, proyek-proyek yang didanangi oleh uang negara biasanya lambat selesai. Prosesnya cukup rumit. Oleh karena itu, SPPG yang sedang berlangsung saat ini sepenuhnya masih bersifat kerjasama, belum satupun yang menggunkan anggaran APBN,” jelas Prof. Dadan.

Dia menyebutkan bahwa pembangunan SPPG menggunakan anggaran pemerintah baru akan dimuali antara Juli sampai Agustus tahun 2025. Sedangkan untuk wilayah yang padat penduduk dan dapat diakses dengan mudah, BGN masih bergantung pada keterlibatan mitra dari sektor swasta.

Untuk warga, khususnya para orangtua selaku keluarga dari pihak yang mendapatkan manfaat, Prof. Dadan memberikan saran yang signifikan.

“Manfaatkan kesempatan untuk mendapatkan makanan bernutrisi ini dengan optimal. Hal ini mencerminkan perhatian bangsa kepada anak-anak penerus bangsa,” katanya.

Dia pun meminta partisipasi publik dalam mensupport rangkaian suplai bahan pangan di tanah air.

Apabila kita tetapkan setiap hari Senin harus mengonsumsi telur secara bersama-sama, diperlukan 82,9 juta butir telur atau kira-kira 5.000 ton. Hal ini memberikan kesempatan yang luas bagi peternak serta pengusaha lokal untuk ikut berpartisipasi.

Dengan strategi terencana serta kerjasama dari seluruh pemainnya, BGN yakin bahwa program Makan Bergizi Gratis akan berhasil dan memiliki pengaruh positif pada masa depan negara ini. ***

Post Comment

You May Have Missed